LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA I
PENETAPAN
KADAR AIR TANAH
Disusun
Oleh:
Nama : Nurma Hudda Fauzaniar
NIM : A1L012174
Rombongan : D1
Asisten : Nova Margareth
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2013
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Berdasarkan
gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka
air tanah dibedakan menjadi :
1. Air higroskopis
2. Air kapiler
3. Air gravitasi
Air higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diabsorbsi oleh
tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sanag
sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini
terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan 31 – 10.000 atm ( pF 4,0
– 4,7 )
Air kapiler
Air kapiler adalah air tanah yang ditahan akibat
adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingakn gaya gravitasi. Air
ini bergerak kesamping atau keatas karena gaya kapiler. Air kapiloer ini menempati
pori mikro dan dinding pori makro ditahan pada tegangan antara 1/3 - 15 atm (pF
2,54 – 4,20 ).
Air kapiler dibedakan menjadi : Kapasitas lapang,
yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua.
Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air setelah hujan lebat
tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada
kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena
pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro berisi air seluruhnya. Kandungan
air pada kapasitas lapang ditahan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. Titik
layu permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
tanman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm
atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disenut juga koefisien layu tanaman.
Air gravitasi
Air gravitasi adalah air yang tidak dapat oleh
tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi
mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehungga
tanah menjadi masam dan miskin hara.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C
– 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air
irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam
pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah,
antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi
yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga
berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air
terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran
atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan
tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah,
merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat
mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan
air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang
disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian
bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang
diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan
sepanjang tahun.
B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin,
kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetric
(perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan %
berat.
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan
karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada
volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air
yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula
menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan
kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan
dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke
bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi
secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak
berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain
oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air
lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang
ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah
bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi:
banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang
terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang
diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan
beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi
untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang
begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk
menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik
(Buckman and Brady, 1982).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah
yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk
mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1.
Jenuh atau retensi maksimum, yaitu
kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
2.
Kapasitas lapang adalah kondisi dimana
tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis,sehingga tegangan
antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.
Koefisien layu (titik layu permanen)
adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang
kebutuhan tanaman untuk aktivitas,danmempertahankan turgornya.
4.
Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat
sangat kuat oleh gayamatrik tanah.
Kadar air dalam tanah
Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap
volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran
tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara
penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan
kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan
pembauran neutron. Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air
adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan
baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air
tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S., 1993)
BAB
III
Metode
Praktikum
A.
Alat dan Bahan
Contoh tanah kering
angin, botol timbang. Timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga
porus, bejana seng, keras label, spidol, pipet ukur 2 mm, bek perendam, serbet,
kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.
B.
Prosedur Kerja
1. Kadar
air tanah kering angin (udara)
a.
Botol timbang dan penutupnya
dibersihkan, diberi label, lalu di timbang (= a gram)
b.
Botol timbang diisi dengan contoh tanah
kering angin yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup lalu
ditimbang kembali (= b gram)
c.
Botol timbang yang berisi tanah
dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan
pada suhu 105-1100C selama minimal 4 jam.
d.
Setelah waktu pengovenan selesai, botol
timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
e.
Botol timbang yang telah ditutup
dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke
dalam eksikator selama 15 menit.
f.
Setelah itu, botol timbang diambil satu
per satu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang
sama (=c gram)
2. Kadar
air kapasitas lapang (metode pendekatan)
a.
Keranjang kuningan dibersihkan , diberi
label kemudian ditimbang (=a gram)
b.
Keranjang kuningan yang telah di timbang
diletakkan ke dalam bejana seng.
c.
Contoh tanah kering angin Æ
2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda
batas) secara merata tanpa di tekan.
d.
Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan
pipet ukur secara perlahan-lahan pada
titik tanpa bersinggungan (1 titik = 0,67 mL), kemudian bejana seng
ditutup, diletakkan di tempat yang teduh dan dibiarkan 15 menit
e.
Keranjang kuningan dikeluarkan dari
bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab,
lalu ditimbang (=b gram).
3. Kadar
air maksimum tanah
a.
Cawan tembaga porus dan Petridis
dibersihkan dan diberi label secukupnya
b. Pada dasar cawan tembaga porus
diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan botol semprot. Kelebihan air dibersihkan
dengan serbet/lap, dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang (a=gram).
c. Cwan tembaga porus dikeluarkan
dari petridis, isi dengan contoh tanah halus (0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya,
cawan diketuk – ketuk perlahan sampai permukaan tanahya rata. Contoh tanah
halus dtimbang lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus
penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
d. Cawan tembaga porus direndam
dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam
cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.
e. Setelah waktu perendaman selesai,
cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang
diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam
cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (=
b gram ).
f. Cawan tembaga porus dimasukkan ke
dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110⁰C.
g. Setelah waktu pengovenan selesai,
cawan diangkat dengan tang penjepit dn dimasukan kedalam eksikator selama 15
menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (=
c gram ).
h. Tanah yang ada di dalam cawan
tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersuhkan dengan kuas, dialasi
dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram ).
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil pengamatan
1.
Tanah
Kering Udara
Ulangan
|
Botol Timbang
Kosong (a g)
|
(a) + contoh tanah (b g)
|
(b) setelah
dioven (c g)
|
Kadar air
tanah kering udara (%)
|
Ka 1
|
23,74
|
31,52
|
28,30
|
70,61
|
Ka 2
|
28,77
|
39,78
|
37,65
|
23,98
|
|
Rata-rata
|
47,295
|
2. Kapasitas Lapang
Ulangan
|
Botol timbang
kosong ( a g )
|
(a) + gumpalan tanah basah (b g)
|
Kadar air
tanah kering udara (%)
|
Ka 1
|
22,29
|
41,93
|
81,95
|
Ka 2
|
31,49
|
41,56
|
32,05
|
|
Rata-rata
|
57
|
3.
Kadar
Air Maksimum
Ulangan
|
Cawan+kertas
saring jenuh + petridish (a g)
|
(a) + tanah basah jenuh air (b g)
|
(b) setelah
dioven 24 jam
|
Petridis +
cawan + kertas saring setelah dioven (dg)
|
Kadar air
maksimum (%)
|
KAM-1
|
67,37
|
125,47
|
85,94
|
65,06
|
178,25
|
KAM-2
|
77,62
|
125,17
|
100,83
|
75,14
|
85,09
|
|
Rata-rata
|
131,67
|
Perhitungan
:
1. tanah kering udara :
2. kapasitas lapang :
3. kadar air maksimum :
1) Ka
kering udara
Ka 1 =
=
= = 70,61
%
Ka 2 =
=
=
2) Ka
kapasitas lapang
Ka 1 =
=
=
Ka 2 =
=
=
3) Ka
maksimum air
Ka 1 =
=
=
Ka 2 =
=
=
B.
Pembahasan
Kadar
air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dlam pori-pori tanah dalam
suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi.
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena
butiran-butirannya berukuran lebih
besar, maka setiap
satuan berat (gram) mempunyai
luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara.
Tanah-tanah bertekstur liat, karena
lebih halus maka
setiap satuan berat
mempunyai luas permukaan yang
lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih
tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah
bertekstur kasar.
Adapun
manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut
bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi,
mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.
Tujuan dan manfaat menganalisis
kadar air tanah :
a. Menurut
M. M. Sutedjo (2002), mempelajari kadar air sangat penting karena air sangat
diperlukan untuk menjalankan proses-proses morfogenesa dalam tanah dan untuk
menggerakan kegiatan jasad renik, maka dengan ketiadaan air aliran permukaan,
air rembesan samping dan air perkolasi akan menyebabkan tanah itu mati dan
tanaman pun tidak mungkin tumbuh karena tidak tersedianya air dalam tanah.
b. Menurut Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting
dimana kekurangan air yang besar terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim
kelembaban tanah aridic, ustic dan xeric.
c. Menurut
A. N. Strahler (1976), air merupakan bagian terbesar di dunia, dan diperlukan
untuk semua kehidupan. Penambahan air dalam waktu lama ke bagian dasar sama
dengan presipitasi tahunan rata-rata 66 cm pada permukaan tanah.
d. Menurut
Dr. L. S. Robertson, kulit permukaan tanah terdiri dari lapisan permukaan yang
dapat menghambat munculnya perkecambahan, apabila kering dan sangat mengurangi
infiltrasi dan menaikkan aliran permukaan pada lahan berlereng bila basah
Tanah
adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam
horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral,bahan organik, air dan
udara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi
dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi :
1. air
higroskopis
2. air
kapiler
3. air
gravitasi
Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh
tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika
tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga
air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah
mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara
sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.
Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah
paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga
tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Titik layu
permanen disebut juga sebagai koefisien layu
tanaman.
Kadar
air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel
tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tektur tanah yang
halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air.
Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab
tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari
berat awal. Hal inidikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah
tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa
energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan.
Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama untuk
sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap
oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan
dan mempunyai tapak positif dan negative.
Eksikator berfungsi untuk mendinginkan tanah yang
telah selesai dioven. Tanah direndam dalam bak perendam agar tanah bersifat
basah dan mengembang. Sedang penimbangan bobot kering dan bobot basah dilakukan
untuk membandingkan serta menentukan kadar air dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam
tanah adalah :
1. Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh
lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan
penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah
makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2. Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume
simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga
semakin banyak.
3. Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti
pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah.
Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada
efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui
saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan
keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau
ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik
dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah
adalah tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat
menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang
bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah
yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat
air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah
struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai
ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak.
Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada
percobaan Tanah Kering Udara pada tanah ultisol mempunyai kadar air tanah
kering udara berturut-turut pada ulangan I dan II, adalah 70,61 % dan 23,98 %.
Dan dihasilkan rata-rata kadar air pada tanah kering udara 47,295 %. Sedangkan
pada kadar air tanah kapasitas lapang pada Kl 1 dan Kl 2 adalah 81,95% dan 32,05%
dan dihasilkan rata-rata 97,975%. Kemudian untuk kadar air maksimum diperoleh
data persentase sebesar 131,67% (tidak mungkin). Kadar air tanah dinyatakan
dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini
mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air
bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah dikeringkan dengan oven pada suhu 1000 C – 1500 C untuk waktu
tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang
terkandung dalam tanah tersebut.
BAB
V
SIMPULAN
Dari hasil pengamatan
dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui kadar air tanah ultisol,
yaitu :
a. Kadar
air tanah udara sampel adalah 47,295 %.
b. Kapasitas
lapangan sampel adalah 57 %.
c. Kadar
air maksimum adalah 131,67 %.
d. Setiap
tanah memiliki kadar yang berbeda-beda pada tiap kapasitas lapangnya.
e.
Tanah yang memiliki kapasitas lapang
tertinggi adalah tanah liat dan tanah merah yang memiliki partikel halus yang
mudah padat dan merupakan sistem koloid yang suka menahan air sukar
f.
Tanah yang memiliki kapasitas lapang
terkecil adalah pasir karena mengandung banyak partikel yang kasar sehingga
sulit mengikat air dan air mudah mengalir ke bawah.
Daftar Pustaka
Foth, Henry D., 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah , Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S., 1992, Ilmu Tanah, Akademika, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Negeri Lampung, Lampung.
Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta, Jakarta.
Sutanto, R., 2005, Dasar – dasar Ilmu Tanah, Kanisius, Jakarta
Sutedjo, Mul Mulyani, A. G. Kartasapoetra, 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka Cipta,
Jakarta.
Purwowidodo, 1991, Ganesa tanah, Rajawali Press, Jakarta.
Utomo,dkk, 1995, Hubungan
tanah, air dan tanaman, IKIP Semarang, Semarang.
Lampiran
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Jelaskan
yang dimaksud dengan:
a. Air
higroskopis
b. Air
kapiler
c. Air
gravitasi
2. Diketahui
kadar air tanah kering udara = 25%; bobot tanah kering mutlak 24 gram,
hitunglah bobot tanah kering udara!
3. Sebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah!
Jawab :
a. Air Higroskopis
Air yang diserap tanah
sangat kuat sehingga tidak tersedia bagi tanaman disebabkan karena adanya gaya
adhesi dan kohesi.
b. Air Kapiler
Air dalam tanah dimana
gaya adhesi dan kohesi lebih kuat dari gaya gravitasi. Air ini dapat bergerak secara
horizontal dan vertikal.
c. Air Gravitasi
Air yang tidak dapat
ditahan oleh tanah karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi.
2. kadar air =
25 % =
Bobot tanah kering
udara = 6 gram