Kamis, 11 April 2013

Laporan Praktikum Dastan - PENETAPAN KADAR AIR TANAH


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

 ACARA I
PENETAPAN KADAR AIR TANAH


Disusun Oleh:
Nama               : Nurma Hudda Fauzaniar
NIM                : A1L012174
Rombongan     : D1
Asisten            : Nova Margareth       
                         

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2013
BAB I
 Pendahuluan
A. Latar Belakang
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka air tanah dibedakan menjadi :
1.      Air higroskopis
2.      Air kapiler
3.      Air gravitasi
Air higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diabsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sanag sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan 31 – 10.000 atm ( pF 4,0 – 4,7 )
Air kapiler
Air kapiler adalah air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingakn gaya gravitasi. Air ini bergerak kesamping atau keatas karena gaya kapiler. Air kapiloer ini menempati pori mikro dan dinding pori makro ditahan pada tegangan antara 1/3 - 15 atm (pF 2,54 – 4,20 ).
Air kapiler dibedakan menjadi : Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro berisi air seluruhnya. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. Titik layu permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan tanman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disenut juga koefisien layu tanaman.
Air gravitasi
Air gravitasi adalah air yang tidak dapat oleh tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehungga tanah menjadi masam dan miskin hara.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.
Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.

B. Tujuan
Menetapkan kadar air contoh tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar air maksimum tanah dengan metode gravimetric (perbandingan massa air dengan massa padatan tanah) atau disebut berdasarkan % berat.


BAB II
Tinjauan Pustaka

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
1.      Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
2.      Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis,sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.      Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas,danmempertahankan turgornya.
4.      Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gayamatrik tanah.
Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.  Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S., 1993)



BAB III
Metode Praktikum
A.                Alat dan Bahan
Contoh tanah kering angin, botol timbang. Timbangan analitis, keranjang kuningan, cawan tembaga porus, bejana seng, keras label, spidol, pipet ukur 2 mm, bek perendam, serbet, kertas saring, oven, tang penjepit dan eksikator.

B.                 Prosedur Kerja
1.      Kadar air tanah kering angin (udara)
a.       Botol timbang dan penutupnya dibersihkan, diberi label, lalu di timbang (= a gram)
b.      Botol timbang diisi dengan contoh tanah kering angin yang berdiameter 2 mm, kurang lebih setengahnya, ditutup lalu ditimbang kembali (= b gram)
c.       Botol timbang yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven dengan keadaan tutup terbuka. Pengovenan dilakukan pada suhu 105-1100C selama minimal 4 jam.
d.      Setelah waktu pengovenan selesai, botol timbang ditutup kembali dengan menggunakan tang penjepit.
e.       Botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan menggunakan tang penjepit, lalu dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit.
f.       Setelah itu, botol timbang diambil satu per satu dengan menggunakan tang penjepit untuk ditimbang dengan timbangan yang sama (=c gram)
2.      Kadar air kapasitas lapang (metode pendekatan)
a.       Keranjang kuningan dibersihkan , diberi label kemudian ditimbang (=a gram)
b.      Keranjang kuningan yang telah di timbang diletakkan ke dalam bejana seng.
c.       Contoh tanah kering angin Æ 2 mm dimasukkan ke dalam keranjang kuningan setinggi 2,5 cm (sampai tanda batas) secara merata tanpa di tekan.
d.      Diteteskan air sebanyak 2 mL dengan pipet ukur secara perlahan-lahan pada  titik tanpa bersinggungan (1 titik = 0,67 mL), kemudian bejana seng ditutup, diletakkan di tempat yang teduh dan  dibiarkan 15 menit
e.       Keranjang kuningan dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan hati-hati hingga tertinggal 3 gumpalan tanah lembab, lalu ditimbang (=b gram).
3.      Kadar air maksimum tanah
a.       Cawan tembaga porus dan Petridis dibersihkan dan diberi label secukupnya
b.      Pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring, dijenuhi air dengan menggunakan  botol semprot. Kelebihan air dibersihkan dengan serbet/lap, dimasukkan ke dalam petridis kemudian ditimbang (a=gram).
c.       Cwan tembaga porus dikeluarkan dari petridis, isi dengan contoh tanah halus (0,5 mm) kurang lebih 1/3 nya, cawan diketuk – ketuk perlahan sampai permukaan tanahya rata. Contoh tanah halus dtimbang lagi 1/3 nya dengan jalan yang sama sampai cawan tembaga porus penuh dengan tanah. Kelebihan tanah diatas cawan diratakan dengan colet.
d.      Cawan tembaga porus direndam dalam bak perendam dengan ditumpu batu dibawahnya agar air bebas masuk kedalam cawan tembaga porus. Perendaman dilakukan selama 12 – 16 jam.
e.       Setelah waktu perendaman selesai, cawan tembaga porus diambil dari bak perendam. Permukaan tanah yang mengembang diratakan dengan colet, dibersihkan dengan serbet (lap), dimasukkan kedalam cawan petridis yang digunakan pada waktu penimbangan pertama, lalu ditimbang (= b gram ).
f.       Cawan tembaga porus dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 105 - 110C.
g.       Setelah waktu pengovenan selesai, cawan diangkat dengan tang penjepit dn dimasukan kedalam eksikator selama 15 menit. Setelah itu diambil dengan tang penjepit kemudian ditimbang beratnya (= c gram ).
h.      Tanah yang ada di dalam cawan tembaga porus dibuang, cawan tembaga porus dibersuhkan dengan kuas, dialasi dengan petridis yang sama lalu ditimbang beratnya (= d gram ).




BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A.          Hasil pengamatan

1.      Tanah Kering Udara

Ulangan
Botol Timbang Kosong (a g)
(a) + contoh tanah (b g)
(b) setelah dioven (c g)
Kadar air tanah kering udara (%)
Ka 1
23,74
31,52
28,30
70,61
Ka 2
28,77
39,78
37,65
23,98

Rata-rata
47,295

2.      Kapasitas Lapang

Ulangan
Botol timbang kosong ( a g )
(a) + gumpalan tanah basah (b g)
Kadar air tanah kering udara (%)
Ka 1
22,29
41,93
81,95
Ka 2
31,49
41,56
32,05

Rata-rata
57

3.      Kadar Air Maksimum

Ulangan
Cawan+kertas saring jenuh + petridish (a g)
(a) + tanah basah jenuh air (b g)
(b) setelah dioven 24 jam
Petridis + cawan + kertas saring setelah dioven (dg)
Kadar air maksimum (%)
KAM-1
67,37
125,47
85,94
65,06
178,25
KAM-2
77,62
125,17
100,83
75,14
85,09

Rata-rata
131,67

Perhitungan :

1.       tanah kering udara  :
2.       kapasitas lapang :
3.       kadar air maksimum :

1)      Ka kering udara
Ka 1    =

            =

            =    =  70,61 %

Ka 2    = 

            = 
           
            = 


2)      Ka kapasitas lapang
Ka 1    = 
            =
            = 

Ka 2    = 
            = 
            = 


3)      Ka maksimum air
Ka 1    = 
            = 
            = 


Ka 2    = 
            = 
            =


B.           Pembahasan

Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dlam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena  butiran-butirannya  berukuran  lebih  besar,  maka  setiap  satuan  berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur  liat,  karena  lebih   halus   maka   setiap   satuan   berat  mempunyai  luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Adapun manfaat mengetahui kadar air tanah yaitu untuk mengetahui proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah yaitu reaksi yang mempersiapkan hara yang larut bagi pertumbuhan tanaman, menduga kebutuhan air selama proses irigasi, mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas tanah.
Tujuan dan manfaat menganalisis kadar air tanah :
a.       Menurut M. M. Sutedjo (2002), mempelajari kadar air sangat penting karena air sangat diperlukan untuk menjalankan proses-proses morfogenesa dalam tanah dan untuk menggerakan kegiatan jasad renik, maka dengan ketiadaan air aliran permukaan, air rembesan samping dan air perkolasi akan menyebabkan tanah itu mati dan tanaman pun tidak mungkin tumbuh karena tidak tersedianya air dalam tanah.
b.      Menurut  Henry D. Foth (1988), pengawetan air penting dimana kekurangan air yang besar terjadi dalam tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridic, ustic dan xeric.
c.       Menurut A. N. Strahler (1976), air merupakan bagian terbesar di dunia, dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penambahan air dalam waktu lama ke bagian dasar sama dengan presipitasi tahunan rata-rata 66 cm pada permukaan tanah.
d.      Menurut Dr. L. S. Robertson, kulit permukaan tanah terdiri dari lapisan permukaan yang dapat menghambat munculnya perkecambahan, apabila kering dan sangat mengurangi infiltrasi dan menaikkan aliran permukaan pada lahan berlereng bila basah
Tanah adalah kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral,bahan organik, air dan udara. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi :
1.     air higroskopis
2.     air kapiler
3.     air gravitasi
Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas lapang, tanah tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman,karena pori makro berisi udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air.
Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan mak tanaman akan mati. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
                Kadar air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah (Hakim, 1986). Tektur tanah yang halus menyebabkan menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal inidikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan literatur Craig (1994) yang menyatakan bahwa energi yang telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas dan pembentukanair hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan. Bila butir-butir air hujan jatuh ke atas tanah kering dan diserap oleh permukaan partikel tanah, terjadi penurunan lebih lanjut dalam pergerakan dan mempunyai tapak positif dan negative.
Eksikator berfungsi untuk mendinginkan tanah yang telah selesai dioven. Tanah direndam dalam bak perendam agar tanah bersifat basah dan mengembang. Sedang penimbangan bobot kering dan bobot basah dilakukan untuk membandingkan serta menentukan kadar air dalam tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air di dalam tanah adalah :
1.     Kadar Bahan Organik Tanah
Bahan organic tanah mempunyai pori-pori yang jauh lebih banyak daripada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2.     Kedalaman Solum atau Lapisan Tanah
Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan dan kadar air tanah juga semakin banyak.
3.     Iklim dan Tumbuhan
Faktor iklim dan tumbuhan mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah air yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuah dalam tanah. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi pengguanaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah fakto pertumbuhan yang berarti.
Senyawa Kimiawi Garam-garam dan senyawa pupuk atau ameliorant baik alamaiah maupun non alamiah mempunyai gaya osmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air, contohnya tanah yang bertekstur liat lebih mampu mengikat air dalam jumlah banyak dibandingkan tanah yang bertekstur pasir, sedangkan tanah bertekstur pasir lebih mampu mengikat air daripada tanah bertekstur debu.
Faktor lain yang mempengaruhi kadar air tanah adalah struktur tanah, pori tanah, dan peremeabilitas tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah lebih banyak. Karena ruang-ruang pori tanah akan terisi oleh air.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan Tanah Kering Udara pada tanah ultisol mempunyai kadar air tanah kering udara berturut-turut pada ulangan I dan II, adalah 70,61 % dan 23,98 %. Dan dihasilkan rata-rata kadar air pada tanah kering udara 47,295 %. Sedangkan pada kadar air tanah kapasitas lapang pada Kl 1 dan Kl 2 adalah 81,95% dan 32,05% dan dihasilkan rata-rata 97,975%. Kemudian untuk kadar air maksimum diperoleh data persentase sebesar 131,67% (tidak mungkin). Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah dikeringkan dengan  oven pada suhu 1000 C – 1500 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.



BAB V
SIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui kadar air tanah ultisol, yaitu :
a.    Kadar air tanah udara sampel adalah 47,295 %.
b.   Kapasitas lapangan sampel adalah 57 %.
c.    Kadar air maksimum adalah 131,67 %.
d.   Setiap tanah memiliki kadar yang berbeda-beda pada tiap kapasitas lapangnya.
e.    Tanah yang memiliki kapasitas lapang tertinggi adalah tanah liat dan tanah merah yang memiliki partikel halus yang mudah padat dan merupakan sistem koloid yang suka menahan air sukar
f.    Tanah yang memiliki kapasitas lapang terkecil adalah pasir karena mengandung banyak partikel yang kasar sehingga sulit mengikat air dan air mudah mengalir ke bawah.


Daftar Pustaka

Foth, Henry D., 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah , Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hardjowigeno, S., 1992, Ilmu Tanah, Akademika, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Negeri Lampung, Lampung.
Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta, Jakarta.
Sutanto, R., 2005, Dasar – dasar Ilmu Tanah, Kanisius, Jakarta
Sutedjo, Mul Mulyani, A. G. Kartasapoetra, 2002, Pengantar Ilmu Tanah, Rineka Cipta, Jakarta.
Purwowidodo, 1991, Ganesa tanah, Rajawali Press, Jakarta.
Utomo,dkk, 1995, Hubungan tanah, air dan tanaman, IKIP Semarang, Semarang.



Lampiran
Pertanyaan-pertanyaan:
1.      Jelaskan yang dimaksud dengan:
a.       Air higroskopis
b.      Air kapiler
c.       Air gravitasi
2.      Diketahui kadar air tanah kering udara = 25%; bobot tanah kering mutlak 24 gram, hitunglah bobot tanah kering udara!
3.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah!
Jawab :

a.      Air Higroskopis
Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak tersedia bagi tanaman disebabkan karena adanya gaya adhesi dan kohesi.
b.       Air Kapiler
Air dalam tanah dimana gaya adhesi dan kohesi lebih kuat dari gaya gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horizontal dan vertikal.
c.       Air Gravitasi
Air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi.

2.  kadar air     =
25    %        =
Bobot tanah kering udara = 6 gram