Peranan Tanah dalam Memperbesar Infiltrasi
Menurut
ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui
permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas
infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah
dimana terjadinya ilfiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan
infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan.
Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju
infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah
tersebut jenuh terhadap air.
Infiltrasi
adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti)
melaliu permukaan dan secara vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air
infiltrasi akan bergerak terus kebawah yaitu kedalam profil tanah. Gerakan air
kebawah di dalam profil tanah disebut perkolasi.
Laju
infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan
air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju
infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui
kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran
permukaan (Arsyad, 2010).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
a.
Jenis permukaan tanah
b.
Cara pengolahan lahan
c.
Kepadatan tanah
d.
Sifat dan jenis tanaman.
Dengan
adanya tanaman akan memberikan keuntungan karena akan memperbesar infiltrasi.
Hal ini disebabkan adanya:
- Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang berarti memperbesar permeabilitas tanah.
- Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off” sehingga memperbesar waktu tinggal air di permukaan.
- Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di permukaan sangat berkurang. Sebenarnya yang memberikan pengaruh lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis tanaman.
Banyaknya
tanaman penutup seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada daerah
terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada tanah
seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga membantu
masuknya air kedalam tanah.
Permukaan
yang tertutup oleh vegetasi dapat menyerap energi tumbuk hujan dan karenanya
mampu mempertahankan laju infiltrasi yang tinggi. Pengembalian sisa-sisa
tanaman dan penambahan bahan organik lainnya sebagai mulsa dipermukaan tanah
juga mampu meningkatkan laju infiltrasi sebaik pengaruh vegetasi hidup (Hakim,
1986). Sehingga dengan adanya hutan, tumbukan air hujan yang jatuh pada kawasan
berhutan tentunya akan tertahan oleh tajuk, dan dengan adanya bahan organik
pada lantai hutan, infiltrasi dapat terjadi dengan baik.
Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa sistem budidaya lorong meningkatkan laju
infiltrasi. Karena sistem budidaya lorong akan memberikan hasil pangkasan yang
berfungsi sebagai mulsa. Dengan adanya mulsa akan dapat menghambat aliran
permukaan dan infiltrasi akan diperbesar. Lal and Green Land (1979) mengatakan
bahwa kandungan lumpur dalam aliran air permukaan yang diberi mulsa menjadi
lebih sedikit, adanya aktivitas akar tanaman pagar maupun tanaman pangan akan
dapat menggemburkan tanah sehingga akan berpengaruh terhadap pori mikro dan
makro tanah, pada akhirnya infiltrasi air kedalam tanah dapat ditingkatkan.
Pengaruh
lain adanya vegetasi dalam hal ini tanaman alley akan dapat mematahkan kekuatan
aliran permukaan, yaitu kecepatan aliran air mengalir akan tertahan oleh adanya
vegetasi dan kesempatan terjadinya infiltrasi semakin diperbesar (Baver et.al.,
1972). Disamping itu sistem budidaya lorong dapat mengurangi laju erosi karena
barisan legum tersebut setelah tumbuh rapat mampu menahan sebagian tanah yang
hanyut oleh air hujan sehingga memperkecil erosi. Flemingia dapat membentuk
teras setelah satu tahun penanaman setinggi kurang lebih 25 cm sehingga
Flemingia memberikan pengaruh yang terbaik dibanding dengan Akar wangi dan
Kaliandra terhadap kandungan bahan organik, kadar air lapang, kadar air
maksimum dan laju infiltrasi (Rachman et.al., 1990).
Perakaran
tanaman berperan penting sebagai pemantap agregat dan memperbesar prioritas
tanah, akar juga berfungsi menggenggam massa tanah sehingga mempengaruhi nilai
daya geser tanah. Dengan demikian tanah yang memiliki perakaran tanaman yang
baik disalah satu sisi kemampuan meneruskan air kelapisan bawah tinggi. Disisi
lain ketahanan tanah terhadap perusakan oleh air tinggi pula. Penanaman
vegetasi rapat dan bertingkat dalam hal ini selain mengurangi kekuatan jatuhan
air hujan (melalui lapisan tajuknya yang bertingkat) dan menurunkan kecepatan
aliran air permukaan keberadaan vegetasi memperbesar infiltrasi tanah. Manfaat
lainnya adalah bahwa sistem perakaran vegetasi dan tambahan unsur organik tanah
seresah vegetasi yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pada gilirannya
akan menurunkan sifat erodibilitas tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar