Rabu, 20 Januari 2016

Artikel Pertanian

Peranan Tanah dalam Memperbesar Infiltrasi



Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya ilfiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air.
Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah, yang umumnya (tetapi tidak mesti) melaliu permukaan dan secara vertical (Arsyad, 2010). Jika cukup air, maka air infiltrasi akan bergerak terus kebawah yaitu kedalam profil tanah. Gerakan air kebawah di dalam profil tanah disebut perkolasi.
Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan air. Selama intensitas hujan lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sma dengan intensitas hujan. Jika intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi, maka terjadilah genangan air dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain :
a.         Jenis permukaan tanah
b.        Cara pengolahan lahan
c.         Kepadatan tanah
d.        Sifat dan jenis tanaman.

Dengan adanya tanaman akan memberikan keuntungan karena akan memperbesar infiltrasi. Hal ini disebabkan adanya:

  • Akar tanaman yang menyebabkan struktur tanah makin gembur yang berarti memperbesar permeabilitas tanah.
  • Tanaman di permukaan yang dapat mengurangi kecepatan “run-off” sehingga memperbesar waktu tinggal air di permukaan. 
  • Pemadatan yang diakibatkan oleh impak butir-butir air hujan di permukaan sangat berkurang. Sebenarnya yang memberikan pengaruh lebih besar adalah kerapatan tanaman daripada jenis tanaman.

Banyaknya tanaman penutup seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga membantu masuknya air kedalam tanah.
Permukaan yang tertutup oleh vegetasi dapat menyerap energi tumbuk hujan dan karenanya mampu mempertahankan laju infiltrasi yang tinggi. Pengembalian sisa-sisa tanaman dan penambahan bahan organik lainnya sebagai mulsa dipermukaan tanah juga mampu meningkatkan laju infiltrasi sebaik pengaruh vegetasi hidup (Hakim, 1986). Sehingga dengan adanya hutan, tumbukan air hujan yang jatuh pada kawasan berhutan tentunya akan tertahan oleh tajuk, dan dengan adanya bahan organik pada lantai hutan, infiltrasi dapat terjadi dengan baik.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa sistem budidaya lorong meningkatkan laju infiltrasi. Karena sistem budidaya lorong akan memberikan hasil pangkasan yang berfungsi sebagai mulsa. Dengan adanya mulsa akan dapat menghambat aliran permukaan dan infiltrasi akan diperbesar. Lal and Green Land (1979) mengatakan bahwa kandungan lumpur dalam aliran air permukaan yang diberi mulsa menjadi lebih sedikit, adanya aktivitas akar tanaman pagar maupun tanaman pangan akan dapat menggemburkan tanah sehingga akan berpengaruh terhadap pori mikro dan makro tanah, pada akhirnya infiltrasi air kedalam tanah dapat ditingkatkan.
Pengaruh lain adanya vegetasi dalam hal ini tanaman alley akan dapat mematahkan kekuatan aliran permukaan, yaitu kecepatan aliran air mengalir akan tertahan oleh adanya vegetasi dan kesempatan terjadinya infiltrasi semakin diperbesar (Baver et.al., 1972). Disamping itu sistem budidaya lorong dapat mengurangi laju erosi karena barisan legum tersebut setelah tumbuh rapat mampu menahan sebagian tanah yang hanyut oleh air hujan sehingga memperkecil erosi. Flemingia dapat membentuk teras setelah satu tahun penanaman setinggi kurang lebih 25 cm sehingga Flemingia memberikan pengaruh yang terbaik dibanding dengan Akar wangi dan Kaliandra terhadap kandungan bahan organik, kadar air lapang, kadar air maksimum dan laju infiltrasi (Rachman et.al., 1990).
Perakaran tanaman berperan penting sebagai pemantap agregat dan memperbesar prioritas tanah, akar juga berfungsi menggenggam massa tanah sehingga mempengaruhi nilai daya geser tanah. Dengan demikian tanah yang memiliki perakaran tanaman yang baik disalah satu sisi kemampuan meneruskan air kelapisan bawah tinggi. Disisi lain ketahanan tanah terhadap perusakan oleh air tinggi pula. Penanaman vegetasi rapat dan bertingkat dalam hal ini selain mengurangi kekuatan jatuhan air hujan (melalui lapisan tajuknya yang bertingkat) dan menurunkan kecepatan aliran air permukaan keberadaan vegetasi memperbesar infiltrasi tanah. Manfaat lainnya adalah bahwa sistem perakaran vegetasi dan tambahan unsur organik tanah seresah vegetasi yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pada gilirannya akan menurunkan sifat erodibilitas tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar